Selasa, 31 Agustus 2010

akidah

KESIMPULAN

Akidah Islam adalah prinsip utama dalam pemikiran Islami yang dapat membina setiap individu muslim sehingga memandang alam semesta dan kehidupan dengan kaca mata tauhid dan melahirkan konotasi-konotasi valid baginya yang merefleksikan persfektif Islam mengenai berbagai dimensi kehidupan serta menumbuhkan perasaan-perasaan yang murni dalam dirinya.
Atas dasar ini, akidah mencerminkan sebuah unsur kekuatan yang mampu menciptakan mu’jizat dan merealisasikan kemenangan-kemenangan besar di zaman permulaan Islam.
Demi membina setiap individu muslim, perlu kiranya kita mengingatkannya tentang sumbangsih-sumbangsih akidah yang telah dimiliki oleh orang-orang sebelumnya dan meyakinkannya akan validitas akidah itu dalam setiap zaman dan keselarasannya dengan segala era.
Kita bisa menyimpulkan peranan penting akidah dalam membina manusia di berbagai sisi dan dimensi kehidupan dalam poin-poin berikut :
1. Dalam Sisi Pemikiran.
Akidah menganggap manusia sebagai makhluk yang terhormat. Adapun kesalahan yang terkadang menimpa manusia, adalah  satu hal yang biasa dan bisa diantisipasi dengan taubat. Atas dasar ini, akidah meyakinkannya bahwa ia mampu untuk meningkatkan diri dan tidak membuatnya putus asa dari rahmat Allah dan ampunan-Nya
Akidah telah berhasil memerdekakan manusia dari penindasan politik para penguasa zalim dan membebaskannya dari tradisi menuhankan manusia lain.
Akidah juga memberikan kebebasan penuh kepadanya. Namun ia membatasi kebebasan itu dengan hukum-hukum syariat, penghambaan kepada Allah supaya hal itu tidak menimbulkan kekacauan.
Begitu juga, akidah telah berhasil membebaskannya dari jeratan hawa nafsu, menyembah fenomena-fenomena alam di sekitarnya dan dongengan-dongengan yang tidak benar.
Melalui proses pembebasn pemikiran ini, akidah melakukan proses pembinaan manusia. Ia memberikan kedudukan yang layak kepada akal, mengakui peranannya dan membuka cakrawala pemikiran yang luas baginya. Di samping itu, akidah juga membuka jendela keghaiban baginya, membebaskannya dari jeratan ruang lingkup indra yang sempit dan mengarahkan daya ciptanya yang luar biasa untuk merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah di segenap cakrawala raya dan diri mereka, serta menjadikan renungan (tafakkur) ini sebagai ibadah yang paling utama.
Tidak sampai di situ saja, akidah juga mengarahkan daya akal untuk menyingkap rahasia-rahasia sejarah yang pernah terjadi pada umat dan bangsa-bangsa terdahulu, dan merenungkan hikmah yang tersembunyi di balik syariat guna mengokohkan keyakinan muslim terhadap syariat dan validitasnya untuk setiap masa dan tempat.
Dari sisi lain, akidah mendorong manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan dan mengikat ilmu pengetahuan itu dengan iman. Karena memisahkan ilmu pengetahuan dari iman akan menimbulkan akibat jelek.
Akidah juga memerintahkan akal untuk meneliti dan merenungkan dengan teliti untuk menyimpulkan sebuah Ushuluddin dan melarangnya untuk bertaklid dalam hal itu.
2. Dalam Sisi Sosial.
Akidah telah berhasil melakukan perombakan besar dalam sisi ini. Di saat masyarakat Jahiliah hanya mementingkan diri mereka dan kemaslahatannya, dengan mengenal akidah, mereka relah mengorbankan segala yang mereka miliki demi agama dan kepentingan sosial.
Akidah telah berhasil menghancurkan tembok pemisah yang memisahkan antara ketamakan manusia akan kemaslahatan-kemaslahatan pribadinya dan jiwa berkorban demi kemaslahatan umum dengan cara menumbuhkan rasa peduli sosial dalam diri setiap individu.
Akidah telah berhasil menumbuhkan rasa peduli sosial ini dalam diri setiap individu dengan cara-cara berikut: menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kepentingan orang lain, menanamkan jiwa berkorban dan mengutamakan orang lain dan mendorong setiap individu muslim untuk hidup bersama.
Dari sisi lain, akidah telah berhasil merubah tolok ukur hubungan sosial antar anggota masyarakat, dari tolok ukur hubungan sosial yang berlandaskan fanatisme, suku, warna kulit, harta dan jenis kelamin menjadi hubungan yang berlandaskan asas-asas spiritual. Yaitu takwa, fadhilah dan persaudaraan antar manusia.
Akidah telah berhasil merubah kondisi pertentangan dan pergolakan yang pernah melanda masyarakat insani menjadi kondisi salang mengenal dan tolong menolong. Dengan ini, mereka menjadi sebuah umat bersatu yang disegani oleh bangsa lain.
Di samping itu, akidah Islam juga telah berhasil merubah tradisi-tradisi Jahiliah yang menodai kehormatan manusia dan menimbulkan kesulitan.
3. Dalam Sisi Kejiwaan.
Akidah dapat mewujudkan ketenangan dan ketentraman bagi manusia meskipun bencana sedang menimpa.
Dalam hal ini akidah telah menggunakan berbagai cara dan metode untuk meringankan bencana-bencana itu di mata manusia. Di antara cara-cara tersebut adalah menjelaskan kriteria dunia;bahwa dunia ini adalah tempat derita dan ujian yang penuh dengan bencana dan derita yang acap kali menimpa manusia. Oleh karena itu, tidak mungkin bagi manusia untuk mencari kesenangan dan ketentraman di dunia ini.
Atas dasar ini, hendaknya ia berusaha sekuat tenaga demi meraih kesuksesan dalam ujian Allah di dunia.
Dan di antara cara-cara tersebut adalah akidah menegaskan bahwa setiap musibah pasti membuahkan pahala, dan menyadarkan manusia bahwa musibah terbesar yang adalah musibah yang menimpa agama.
Dari sisi lain, akidah juga membebaskan jiwa manusia dari segala ketakutan yang dapat melumpuhkan aktifitas, membinasakan kemampuan dan menjadikannya cemas dan bingung.
Begitu juga akidah memotivasi manusia untuk mengenal dirinya. Karena tanpa tanpa itu, sulit baginya untuk dapat menguasai jiwa dan mengekangnya, dan tidak mungkin baginya dapat mengenal Allah secara sempurna.
Dari pembahasan-pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa penyakit-penyakit jiwa yang berbahaya seperti fanatisme, rakus dan egoisme jika tidak diobati, akan menimbulkan akibat-akibat sosial dan politik yang berbahaya, seperti fitnah  yang pernah menimpa muslimin di Saqifah, sebagaimana telah dijelaskan oleh Imam Ali a.s.
4. Dalam Sisi Akhlak.
Akidah memiliki peranan yang besar dalam membina akhlak setiap individu muslim sesuai dengan prinsip-prinsip agama yang pahala dan siksa disesuaikan dengannya, dan bukan hanya sekedar wejangan yang tidak menuntut tanggung-jawab. Lain halnya dengan aliran-aliran pemikiran hasil rekayasa manusia biasa yang memusnahkan perasaan diawasi oleh Allah dalam setiap gerak dan rasa tanggung jawab di hadapan-Nya. Dengan demikian, musnahlah tuntunan-tuntunan akhlak dari kehidupan manusia. Karena akhlak tanpa iman tidak akan pernah teraktualkan dalam kehidupan sehari-hari.
Demi mendorong masyarakat berakhlak terpuji dan meninggalkan akhlak yang tidak mulia, akidah mengikuti bermacam-macam metode dalam hal ini: pertama, menjelaskan efek-efek uhkrawi dan duniawi dari akhlak yang terpuji dan tidak terpuji.
Kedua, memperlihatkan suri teladan yang baik kepada mereka dengan tujuan agar mereka terpengaruh oleh akhlaknya yang mulia dan mengikuti langkahnya.

pemnyembelihan hewan

Pengertian, Definisi, Tata Cara Sembelih / Penyembelihan Binatang / Hewan Ternak Untuk Dimakan - Pendidikan Online Agama Islam

Sembelih atau pemnyembelihan hewan adalah suatu aktifitas, pekerjaan atau kegiatan menghilangkan nyawa hewan atau binatang dengan memakai alat bantu atau benda yang tajam ke arah urat leher saluran pernafasan dan pencernaan. Agar binatang yang disembelih halal dan boleh dimakan, penyembelihan hewan harus sesuai dengan aturan agama islam. Jika binatang yang mau disembelih masuk ke lubang yang sulit dijangkau maka diperbolehkan melukai bagian mana saja asalkan mematikan binatang tersebut.
Alat-alat benda tajam dan tumpul yang tidak diperbolehkan untuk penyembelihan / pemotongan hewan :
- Gigi
- Kuku
- Tulang
- Listrik / Disetrum
- Benda tumpul untuk memukul
- Panahan / busur dan anak panah
- Boomerang
- Sumpit
- Gada
- Palu / Martil, dan lain-lain
Syarat Sah Penyembelihan hewan :
- Hewan tidak haram dimakan (anjing, hyena, kucing, babi, dan lain sebagainya)
- Binatang masih hidup atau bukan bangkai
- Disembelih secara islam dan menyebut nama Allah SWT
- Penyembelihan sengaja dilakukan secara sadar

zakat fitrah

Zakat Fitrah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari




































Zakat Fitrah ialah zakat diri yang diwajibkan atas diri setiap individu lelaki dan perempuan muslim yang berkemampuan dengan syarat-syarat yang ditetapkan. Kata Fitrah yang ada merujuk pada keadaan manusia saat baru diciptakan sehingga dengan mengeluarkan zakat ini manusia dengan izin Allah akan kembali fitrah.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Yang berkewajiban membayar

Pada prinsipnya seperti definisi di atas, setiap muslim diwajibkan untuk mengeluarkan zakat fitrah untuk dirinya , keluarganya dan orang lain yang menjadi tanggungannya baik orang dewasa, anak kecil, laki-laki maupun wanita. Berikut adalah syarat yang menyebabkan individu wajib membayar zakat fitrah:
  • Individu yang mempunyai kelebihan makanan atau hartanya dari keperluan tanggungannya pada malam dan pagi hari raya.
  • Anak yang lahir sebelum matahari jatuh pada akhir bulan Ramadhan dan hidup selepas terbenam matahari.
  • Memeluk Islam sebelum terbenam matahari pada akhir bulan Ramadhan dan tetap dalam Islamnya.
  • Seseorang yang meninggal selepas terbenam matahari akhir Ramadhan.

[sunting] Besar Zakat

Besar zakat yang dikeluarkan menurut para ulama adalah sesuai penafsiran terhadap hadits adalah sebesar satu sha' atau kira-kira setara dengan 3,5 liter atau 2.5 kg makanan pokok (tepung, kurma, gandum, aqith) atau yang biasa dikonsumsi di daerah bersangkutan (Mazhab syafi'i dan Maliki)[1]

Waktu Pengeluaran

Zakat Fitrah dikeluarkan pada bulan Ramadhan, paling lambat sebelum orang-orang selesai menunaikan Salat Ied. Jika waktu penyerahan melewati batas ini maka yang diserahkan tersebut tidak termasuk dalam kategori zakat melainkan sedekah biasa.

Penerima Zakat

Penerima Zakat secara umum ditetapkan dalam 8 golongan/asnaf (fakir, miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, gharimin, fisabilillah, ibnu sabil) namun menurut beberapa ulama khusus untuk zakat fitrah mesti didahulukan kepada dua golongan pertama yakni fakir dan miskin. Pendapat ini disandarkan dengan alasan bahwa jumlah/nilai zakat yang sangat kecil sementara salah satu tujuannya dikelurakannya zakat fitrah adalah agar para fakir dan miskin dapat ikut merayakan hari raya.

[sunting] Sumber Hadits berkenaan dengan Zakat Fitrah

  • Diriwayatkan dari Ibnu Umar t.ia berkata : Rasulullah telah mewajibkan zakat fithrah dari bulan Ramadhan satu sha' dari kurma, atau satu sha' dari sya'iir. atas seorang hamba, seorang merdeka, laki-laki, wanita, anak kecil dan orang dewasa dari kaum muslilmin. (H.R : Al-Bukhary dan Muslim)
  • Diriwayatkan dari Umar bin Nafi' dari ayahnya dari Ibnu Umar ia berkata ; Rasulullah telah mewajibkan zakat fithrah satu sha' dari kurma atau satu sha' dari sya'iir atas seorang hamba, merdeka, laki-laki, wanita, anak kecil dan orang dewasa dari kaum muslimin dan beliau memerintahkan agar di tunaikan / dikeluarkan sebelum manusia keluar untuk salat 'ied. (H. R : Al-Bukhary, Abu Daud dan Nasa'i)
  • Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Rasulullah saw telah memfardhukan zakat fithrah untuk membersihkan orang yang shaum dari perbuatan sia-sia dan dari perkataan keji dan untuk memberi makan orang miskin. Barang siapa yang mengeluarkannya sebelum salat, maka ia berarti zakat yang di terima dan barang siapa yang mengeluarkannya sesudah salat 'ied, maka itu berarti shadaqah seperti shadaqah biasa (bukan zakat fithrah). (H.R : Abu Daud, Ibnu Majah dan Daaruquthni)
  • Diriwayatkan dari Hisyam bin urwah dari ayahnya dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. bersabda : Tangan di atas (memberi dan menolong) lebih baik daripada tangan di bawah (meminta-minta), mulailah orang yang menjadi tanggunganmu (keluarga dll) dan sebaik-baik shadaqah adalah yang di keluarkan dari kelebihan kekayaan (yang di perlukan oleh keluarga) (H.R : Al-Bukhary dan Ahmad)
  • Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. ia berkata : Rasulullah sw. memerintahkan untuk mengeluarkan zakat fithrah unutk anak kecil, orang dewasa, orang merdeka dan hamba sahaya dari orang yang kamu sediakan makanan mereka (tanggunganmu). (H.R : Daaruquthni, hadits hasan)
  • Artinya : Diriwayatkan dari Nafi' t. berkata : Adalah Ibnu Umar menyerahkan (zakat fithrah) kepada mereka yang menerimanya (panitia penerima zakat fithrah / amil) dan mereka (para sahabat) menyerahkan zakat fithrah sehari atau dua hari sebelum 'iedil fitri. (H.R.Al-Bukhary)
  • Diriwayatkan dari Nafi' : Bahwa sesungguhnya Abdullah bin Umar menyuruh orang mengeluarkan zakat fithrah kepada petugas yang kepadanya zakat fithrah di kumpulkan (amil) dua hari atau tiga hari sebelum hari raya fitri. (H.R: Malik)

Hikmah disyari'atkannya Zakat Fitrah

Di antara hikmah disyari'atkannya zakat fitrah [2] adalah:
  1. Zakat fitrah merupakan zakat diri, di mana Allah memberikan umur panjang baginya sehingga ia bertahan dengan nikmat-l\lya.
  2. Zakat fitrah juga merupakan bentuk pertolongan kepada umat Islam, baik kaya maupun miskin sehingga mereka dapat berkonsentrasi penuh untuk beribadah kepada Allah Ta'ala dan bersukacita dengan segala anugerah nikmat-Nya.
  3. Hikmahnya yang paling agung adalah tanda syukur orang yang berpuasa kepada Allah atas nikmat ibadah puasa. (Lihat Al Irsyaad Ila Ma'rifatil Ahkaam, oleh Syaikh Abd. Rahman bin Nashir As Sa'di, hlm. 37.)
  4. Di antara hikmahnya adalah sebagaimana yang terkandung dalam hadits Ibnu Abbas radhiAllahu 'anhuma di atas, yaitu puasa merupakan pembersih bagi yang melakukannya dari kesia-siaan dan perkataan buruk, demikian pula sebagai salah satu sarana pemberian makan kepada fakir miskin.

sejarah sains dan teknologi

 Fakta-fakta Sejarah Penemuan Sains Dan Teknologi Islam
Sejarah adalah peristiwa yang sudah terjadi, namun baru ditulis kemudian, jauh setelah kejadian sebenarnya berlalu. Sebagai cerita masa lalu sejarah mudah untuk dimanipulasi, dan disampaikan kepada generasi berikutnya yang hanya bisa menerima mentah-mentah informasi itu sebagai kebenaran. Informasi mengenai penemuan-penemuan sains dan teknologi yang pernah kita terima kebanyakan berasal dari buku-buku pengetahuan Barat. Penemu-penemu yang disebut sebagai yang pertama di dunia itu pun dipuji sebagai orang yang berjasa kepada ilmu pengetahuan dan umat manusia.
Mengurus jenazah orang Islam, merupakan fardhu kifayah, yakni apabila sudah dikerjakan oleh sebahagian dari orang Islam yang lain, maka yang lainnya tidak berdosa, akan tetapi apabila tidak seorang pun yang mengerjakan kewajipan tersebut, maka semua orang Islam dalam satu kampung atau kawasan tersebut akan berdosa.
Di antaranya yang wajib kita kerjakan dalam mengurus jenazah ialah :
  1. Memandikannya.
  2. Mengkafankan jenazah.
  3. Solat ke atas jenazah.
  4. Mengebumikan

Orang yang berhak dan lebih afdal untuk menguruskan jenazah ialah dari kalangan keluarganya atau warisnya yang terdekat misalnya ; anaknya sendiri kalau simati bapanya.



  1. Sifat berani.
  2. Sabar.
  3. Amanah.
  4. Mempunyai kemahiran dan ilmu yang cukup.


  1. Sediakan tempat mandi.
  2. Sabun mandi.
  3. Air daun bidara.
  4. Air bersih.
  5. Sugi - 7 batang.
  6. Sarung tangan - 3 atau 5.
  7. Sedikit kapas.
  8. Air kapur barus.
  9. Baldi serta gayong.
Sebelum memandikan mayat, pastikan dahulu kubur telah digali dan peralatan mengkafan mayat telah disediakan seperti :
  1. Kain putih (bidang 45")  - 20 meter bagi dewasa
  2. Gunting
  3. Kapas
  4. Cendana
  5. Kapur barus
  6. Air mawar
  7. Minyak wangi (Minyak Attar)
  8. Tikar jerami
  9. Bantal (dari daun pandan)
  10. Tempat mandi yang khas.

  1. Letakkan mayat di tempat mandi yang disediakan.
  2. Tutup seluruh anggota mayat kecuali muka.
  3. Semua Bilal hendaklah memakai sarong tangan sebelah kiri.
  4. Sediakan air sabun.
  5. Sediakan air kapur barus.
  6. Istinjakkan mayat terlebih dahulu.
  7. Angkat sedikit bahagian kepalanya sehingga paras dadanya.
  8. Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan atau mimicit-micit perutnya secara perlahan-lahan dan hati serta kotoran dalam mulutnya dengan menggunakan kain alas atar tidak tersentuh auratnya.
  1. Siram dan basuh dengan air sabun sahaja dahulu.
  2. Kemudian gosokkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari tangan dan kakinya dan rambutnya.
  3. Selepas itu siram atau basuh seluruh anggota mayat dengan air sabun juga.
  4. Kemudian bilas dengan air yang bersih seluruh anggota mayat sambil berniat :

     

  1. Letakkan mayat di tempat mandi yang disediakan.
  2. Tutup seluruh anggota mayat kecuali muka.
  3. Semua Bilal hendaklah memakai sarong tangan sebelah kiri.
  4. Sediakan air sabun.
  5. Sediakan air kapur barus.
  6. Istinjakkan mayat terlebih dahulu.
  7. Angkat sedikit bahagian kepalanya sehingga paras dadanya.
  8. Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan atau mimicit-micit perutnya secara perlahan-lahan dan hati serta kotoran dalam mulutnya dengan menggunakan kain alas atar tidak tersentuh auratnya.
  1. Siram dan basuh dengan air sabun sahaja dahulu.
  2. Kemudian gosokkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari tangan dan kakinya dan rambutnya.
  3. Selepas itu siram atau basuh seluruh anggota mayat dengan air sabun juga.
  4. Kemudian bilas dengan air yang bersih seluruh anggota mayat sambil berniat :

  1. Letakkan mayat di tempat mandi yang disediakan.
  2. Tutup seluruh anggota mayat kecuali muka.
  3. Semua Bilal hendaklah memakai sarong tangan sebelah kiri.
  4. Sediakan air sabun.
  5. Sediakan air kapur barus.
  6. Istinjakkan mayat terlebih dahulu.
  7. Angkat sedikit bahagian kepalanya sehingga paras dadanya.
  8. Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan atau mimicit-micit perutnya secara perlahan-lahan dan hati serta kotoran dalam mulutnya dengan menggunakan kain alas atar tidak tersentuh auratnya.
  1. Siram dan basuh dengan air sabun sahaja dahulu.
  2. Kemudian gosokkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari tangan dan kakinya dan rambutnya.
  3. Selepas itu siram atau basuh seluruh anggota mayat dengan air sabun juga.
  4. Kemudian bilas dengan air yang bersih seluruh anggota mayat sambil berniat :
  5. Letakkan mayat di tempat mandi yang disediakan.
  6. Tutup seluruh anggota mayat kecuali muka.
  7. Semua Bilal hendaklah memakai sarong tangan sebelah kiri.
  8. Sediakan air sabun.
  9. Sediakan air kapur barus.
  10. Istinjakkan mayat terlebih dahulu.
  11. Angkat sedikit bahagian kepalanya sehingga paras dadanya.
  12. Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan atau mimicit-micit perutnya secara perlahan-lahan dan hati serta kotoran dalam mulutnya dengan menggunakan kain alas atar tidak tersentuh auratnya
  13. Telentangkan mayat, siram atau basuh dari kepala hingga hujung kaki 3 kali dengan air bersih.
  14. Siram sebelah kanan 3 kali.
  15. Siram sebelah kiri 3 kali.
  16. Kemudian mengiringkan mayat ke kiri basuh bahagian lambung kanan sebelah belakang.
  17. Mengiringkan mayat ke kanan basuh bahagian lambung sebelah kirinya pula.
  18. Telentangkan semula mayat, ulangi menyiram seperti bil. 13 hingga 17.
  19. Lepas itu siram dengan air kapur barus.
  20. Lepas itu wudukkan mayat.

    Pertama :
    Hendaklah disediakan tiga lembar kain kafan dibentangkan dengan disusun, kain yang paling lebar diletakkan di bawah atau dengan cara kain tiga lembar dibentangkan dan letaknya agak serong yang atas melebar dan yang bawah mengecil, setiap lembar disapu dengan wangi-wangian atau minyak wangi yang tidak mengandungi alkohol
Kedua : Hendaklah disediakan tali pengikat sebanyak tiga atau lima utas yang diletakkan di               bawah kain kafan tersebut.
Ketiga :Hendaklah disediakan kapas yang disapu dengan wangi-wangian dan kayu cendana yang digunakan untuk menutup antara lain :
1. Kemaluan
2. Wajah (muka)

3. Kedua buah dada
4. Kedua Telinga
5. Kedua siku tangannya
6. Kedua tumitnya

Keempat : Angkatlah mayat tersebut dengan berhati-hati kemudian baringkan di atas kain kafan yang sudah dibentangkan
Kelima : Tutupkan jenazah itu dengan kapas yang telah disediakan pada bahagian-bahagian yang telah disebutkan di atas.
Keenam : Hendaklah kain kafan tersebut diselimutkan atau ditutupkan dari lembar yang paling atas sampai lembar yang paling bawah, kemudian ikatlah dengan tali daripada kain yang telah disediakan sebanyak tiga atau lima ikatan. Semua tali pengikat mayat hendaklah disimpul hidup di sebelah kiri. Sebelum  diikat di bahagian kepala, benarkan warisnya melihat atau menciumnya.
Tulislah kalimah "ALLAH dan MUHAMMAD" di dahi mayat dengan menggunakan minyak wangi.

Dalam mengerjakan solat jenazah, yang paling utama ialah dikerjakan secara berjemaah dan harus dijadikan tiga saf (barisan) sekurang-kurangnya setiap satu saf dua orang.
Bagi orang perempuan diperbolehkan mengikuti berjemaah bersama-sama dengan orang lelaki atau boleh mendirikan solat ke atas jenazah setalah disolatkan oleh orang lelaki.
Adapun hukum solat jenazah ini adalah Fardhu Kifayah seperti hal menguruskannya.


  1. Cara mengerjakan Solat Jenazah
    Bagi jenazah lelaki, Imam yang akan mendirikan solat ke atasnya hendaklah berdiri searah dengan kepala jenazah itu.
    Bagi jenazah perempuan, Imam hendaklah berdiri searah dengan lambung atau bahagian tengah jenazah itu.
    Tentang tempat untuk mengerjakan solat jenazah, diperbolehkan di dalam masjid, di surau atau di tempat lainnya yang memungkinkan solat berjemaah dengan syarat tempatnya itu luas dan bersih.
  2. Rukun Solat Jenazah
    Solat jenazah berbeza dengan solat-solat yang lain kerana cara mengerjakannya hanya dengan berdiri dan takbir empat kali tanpa rukuk dan sujud, juga tidak perlu azan dan iqamat. Adapun rukunnya ada empat :
    i.   Niat mendirikan solat jenazah yang dimaksudkan
    ii.  Berdiri bagi yang berkuasa.
    iii. Bertakbir empat kali.
    iv. Salam
  3. Lafaz niat solat jenazah :

    a.  Lafaz niat solat jenazah lelaki secara persendirian :
"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah ini dengan empat takbir fardhu kifayah kerana Allah Taala"
b. Lafaz niat untuk jenazah perempuan secara persendirian :
"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah ini dengan empattakbir fardhu kifayah kerana Allah Taala"
c. Lafaz niat untuk mayat lelaki bagi Imam.
"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah(lelaki) ini dengan empat takbir fardhu kifayah  menjadi Imam kerana Allah Taala"
d. Lafaz niat untuk mayat perempuan bagi Imam.
"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah(perempuan) ini dengan empat takbir fardhu kifayah  menjadi Imam kerana Allah Taala"
e. Lafaz niat untuk mayat lelaki bagi Makmum
"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah(lelaki) ini dengan empat takbir fardhu kifayah  menjadi makmum kerana Allah Taala"

f. Lafaz niat untuk jenazah perempuan bagi Makmum
"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah(perempuan) ini dengan empat takbir fardhu kifayah  menjadi makmum kerana Allah Taala"
  1. Bacaan dan Doa dalam Solat Jenazah.
  1. Takbir yang pertama :

    Membaca lafaz :   
Allahu Akbaru (Allah Maha Besar). 
Kemudian dilanjutkan dengan membaca Al-Fatihah :
  1. Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi maha Penyayang. 
  2. Segala puji bagi Allah tuhan sekalian alam.
  3. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
  4. Yang berkuasa mengadili pada hari pembalasan.
  5. Hanya kepada Mu kami menyembah dan hanya kepada Mu kami memita segala pertolongan.
  6. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.
  7. Iaitu Jalan orang yang engkau kurniakan nikmat ke atras mereka, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat.

b. Takbir yang kedua.
Membaca lafaz seperti pada takbir pertama, kemudian dilanjutkan dengan membaca selawat atas Nabi Muhammad s.a.w :
 
"Ya Allah! Berilah rahmat atas penghulu kami Muhammad s.a.w dan atas keluarganya sebagaimana Engkau telah memberi rahmat pada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan berkatilah atas Nabi Muhammad s.a.w. dan atas keluarganya. Sebagaimana Engakau memberkati Nabi Ibarahim dan atas keluarganya. Pada seluruh alam. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia".
c.       Takbir yang ketiga :
Selepas takbir yang ketiga hendaklah membaca doa untuk memohonkan ampun pada si mati :


"Ya Allah! Ampunilah dia dan kasihanilah dia dan sejahterakanlah serta ampunilah dosa kesalahan dia. Dan muliakanlah kedatangannya dan luaskanlah tempat masuknya (kuburnya) dan bersihkanlah dia dengan air salju dan embun, bersihkanlah dia dari segala dosa dan sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran dan gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya dan gantikanlah isteri yang lebih baik dari isterinya dan gantikanlah keluarga yang lebih dari keluarganya dan peliharalah (hindarkanlah) dia dari seksa kubur dan seksa neraka."

d.      Takbir yang ke empat.
Selepas mengangkat takbir yang keempat hendaklah membaca doa seperti di bawah ini :
 
"Ya Allah ! Janganlah kiranya pahala tidak sampai pada kami dan janganlah Engkau memberi pada kami fitnah sepeninggalannya dan ampunilah kami dan dia dan bagi saudara -saudara kami yang telah mendahului kami dengan imam dan janganlah menjadikan gelisah (dengki) dalam hati kami pada orang-orang yang beriman, Ya Allah! Ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."